Sabtu (19/6/2021) bertempat di AULA STMIK YMI Tegal kegiatan pelatihan tersebut menjadi sangat penting karena peserta yang hadir mahasiswa & siswa SLTA dari Kota & Kab.Tegal diajak untuk memperluas pengetahuan dan kemampuan tambahan dalam menuangkan ide dan pemikirannya kedalam sebuah karya tulis. Disamping itu peserta bisa lebih mengetahui tentang dunia jurnalistik, sertabagaimana agar penulisan konten medsos & jurnalistik terhidar dari benturan dengan UU ITE.
demikian kata sambutan dari Ketua BEM STMIK YMI M. A. Mutaqin.
Acara pelatihan tersebut dibuka oleh Ketua STMIK YMI Tegal Gunawan, S.E. Ak., M. Kom berpesan kepada peserta agar menimba ilmu dari Narasumber dalam memahami bagaimana cara menuangkan tulisan yang baik sesuai dengan kaidah & juga membangkitakan minat baca sebagai dasar dalam menulis. Serta agar lebih bijaksana dalam bermedsos.
Acara Pelatihan ini mengangkat tema “Genggam media untuk siswa kaya akan karya”dimoderatori oleh Sekar Setyaningtyas mahasiswi Teknik Informatika. Sekar juga menyampaikan perkenalan kepada peserta yang hadir tentang dua orang Narasumber yakni Pemimpin Redaksi Radar Tegal M. Fatkhurrahman dan Pemimpin Redaksi Pantura Post.com Muhammad Abduh.
Fatkhurrahman yang menjadi narasumber pertama menyampaikan materi tentang pengertian jurnalistik, serta bentuk struktur tulisan dalam sebuah berita.“menulis konten tidak boleh asal. Jangan sampai berupa ujaran kebencian, mencemarkan nama baik, memprovokasi, menyinggung suku, agama, dan ras, menimbulkan perpecahan. Disinilah pentingnya memahami jurnalistik.
Dengan memahami jurnalistik, pengguna media social diyakini tidak akan mudah termakan berita bohong atau hoaks. Menyebarkan berita bohong tidak merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri.
Saran saya, saring dulu sebelum sharing. Apa yang dibagikan di media social dapat berdampak terjerat hukum,” jelas Fatkhurrahman.
Kemudian narasumber berikutnya adalah Pemimpin Redaksi Pantura Post.com Muhammad Abduh.
Dalam kesempatan itu, Abduh memaparkan setidaknya ada 13 poin penentu suatu konten baik konten berita, maupun media sosial agar bisa dibaca atau menarik minat masyarakat luas.
Diantaranya adalah “konten yang ditulis bersifat informatif. Mengandung banyak informasi yang berguna untuk kepentingan masyarakat luas,” kata Abduh.
Suatu konten, kata Abduh juga sebaiknya edukatif, atau mendidik masyarakat sehingga bisa terjadi perubahan sikap maupun perilaku kearah yang lebih baik.
Misal di Tik Tok tidak selalu harus yang aneh-aneh, namun edukatif. Misalnya saat pandemi ini membuat konten soal prokes, dan lainnya,” terangnya.
Kemudian acara disajikan juga sesi tanya jawab kepada Narasumber. Dan peserta yang aktif menyampaikan pertanyaan dan gagasan disediakan doorprize menarik dari Panitia.